KH Sriyanto dikukuhkan Sebagai Ketua FKUB Sragen

judul gambar

SRAGEN – Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengukuhkan pengurus baru Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Sragen Rabu (2/11). Keberadaan FKUB diharapkan mampu meredam potensi konflik yang berhubungan dengan golongan agama. Apalagi saat ini menjelang tahun politik yang rentan terjadi perpecahan antar umat beragama.

Usai pelantikan yang digelar di Pendopo Sumonegaran Sragen, Bupati berharap agar mereka bisa membawa program yang lebih mengena ke masyarakat. Dia menyampaikan meski selama ini Sragen sangat kondusif dan jauh dari isu pertikaian antar umat beragama, tetap perlu adanya FKUB di tengah-tengah masyarakat.

Mereka bertugas untuk mengawal agar permasalahan bisa diselesaikan dengan adil dan damai. Jika selama ini tidak ada permasalahan antar umat beragama, artinya pengurus sebelumnya sudah menjalankan tugas dengan baik.

Terkait situasi yang mendekati Pemilu 2024 mendatang, harus ada kewaspadaan terhadap potensi terjadi perpecahan. Jika tidak ditangani menimbulkan keresahan yang berdampak luas. ”Kami mengharapkan semua lini untuk bergandeng tangan, perbedaan politik hal wajar harus bersikap dewasa. Peran FKUB harus dimaksimalkan,” tegasnya.

Yuni menyampaikan sebagai forum lintas agama, harus bisa memberikan pemahaman. Memastikan masyarakat menjaga kerukunan. Kemudian harus mampu deteksi dini adanya perpecahan di masyarakat.

Sementara Ketua FKUB Sragen Sriyanto yang juga ketua tanfidiyah PCNU Sragen menyampaikan berupaya mempertahankan prestasi pengurus sebelumnya. Termasuk menyikapi pesan dari Bupati dalam menjaga kerukunan umat beragama menjelang pemilu 2024. ”Kita akan banyak konsolidasi dan diskusi dengan semua pihak untuk memastikan kerukunan antar umat beragama,” ungkapnya.

Dia menuturkan saat ini di Sragen sudah sangat harmonis. Sejauh ini tidak ada isu sensitif yang berkaitan dengan keberagamaan. Terkait kabar rekomendasi Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) menolah faham Wahabi, Sriyanto menyampaikan hal tersebut bukan dari Institusi PBNU.

Namun Lembaga dibawah NU dan sudah diklarifikasi. Selain itu sudah ada peringatan pada lembaga tersebut. Karena surat harus ada tanda tangan kepengurusan yang lebih atas. Namun dalam surat tersebut tidak ada tanda tangan dari PBNU. ”Di Sragen kondusif saja, tidak ada gejolak. Aman saja,” terangnya. (edi/KS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *