LDNU Sragen Gelar Kajian Fiqih Wanita, Edukasi Jama’ah Putri Tentang Pentingnya Peduli Darah dan Ibadah

judul gambar

SRAGEN, Nusragenonline – Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Sragen menggelar kajian khusus bagi jama’ah putri dengan tema “Peduli Darah, Peduli Ibadah” pada Minggu (13/10) di Aula Kementerian Agama Sragen. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2024 dan bertujuan memberikan edukasi seputar fiqih wanita, khususnya mengenai darah haid, nifas, dan istihadhah.

Acara dibuka dengan tahlil yang dipimpin oleh Nyai Umamah, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua PCNU Sragen, KH. Sriyanto. Dalam sambutannya, KH Sriyanto menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini sebagai salah satu inovasi dari LDNU Sragen. “Rangkaian acara Hari Santri sangat banyak, hari ini ada empat kegiatan di beberapa lokasi, dan salah satunya adalah kajian fiqih wanita ini, yang menjadi terobosan penting dari LDNU Sragen,” ucap KH. Sriyanto. Ia juga menyebutkan bahwa kegiatan yang awalnya direncanakan di Gedung PCNU harus dipindahkan ke Aula Kantor Kemenag Sragen karena antusiasme peserta yang tinggi.

Kajian yang menghadirkan Ustadzah Fina Nailul Muna Hidayat sebagai narasumber ini membahas secara mendalam tentang “Bab Darah Perempuan.” Materi yang disampaikan meliputi penjelasan mengenai macam-macam darah (haid, nifas, dan istihadhah), cara menghitung siklus haid, serta tata cara bersuci seperti wudhu dan mandi wajib. Ustadzah Fina memaparkan materi dengan metode interaktif, melibatkan dialog dan praktik langsung tentang cara menghitung siklus haid, yang membuat peserta semakin aktif dan terlibat.

Sebanyak 150 peserta dari berbagai unsur badan otonom (banom) dan lembaga NU di Sragen mengikuti kajian ini. Peserta mendapatkan materi dalam bentuk hard copy dan lembar latihan menghitung siklus haid, sehingga mereka bisa mempraktikkan pengetahuan yang diperoleh di rumah.

Salah satu peserta, Farida dari PAC Fatayat Ngrampal, mengaku sangat senang mengikuti kegiatan ini. “Saya sangat terbantu dengan adanya kajian ini, terutama dalam mempelajari bagaimana cara menghitung haid dan istihadhah dengan benar. Praktiknya membuat saya lebih paham,” ujarnya.

Selain diskusi yang interaktif, pemateri juga memberikan doorprize bagi peserta yang aktif bertanya, menambah semangat peserta untuk mengikuti acara hingga akhir. Kegiatan ini berlangsung dari pagi hingga siang hari dan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Nyai Muasyaroh, menandai berakhirnya acara yang penuh dengan edukasi dan keberkahan.(ayu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *