PCNU Sragen Gelar Kajian Dwi Mingguan Kitab Minahus Saniyyah: “Mempunyai Rasa Malu”

judul gambar

SRAGEN, Nusragenonline – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sragen telah mengadakan kajian rutin dwi mingguan dari kitab “Minahus Saniyyah.” Kajian yang telah berlangsung ke 18 kali ini disampaikan oleh KH Ahmad Riyad Mushoffa, yang menjabat sebagai Rois Syuriah PCNU Sragen. Kegiatan ini bertujuan untuk mendalamkan pemahaman tentang agama dan spiritualitas dalam masyarakat.

Tema yang diangkat dalam kajian kali ini adalah “Mempunyai Rasa Malu,” yang sesuai dengan ayat dari kitab tersebut yang menyatakan: “Selalulah bersikap malu!” Dalam pembahasan tersebut, KH Ahmad Riyad Mushoffa menjelaskan bahwa seseorang yang ingin mencapai Tuhan harus memiliki rasa malu. Rasa malu ini mengacu pada ketidaknyamanan dalam melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan-Nya.

Para ulama juga menekankan pentingnya rasa malu dalam ibadah. Mereka menyatakan bahwa ibadah memiliki 71 jurusan, di mana 70 di antaranya terkandung dalam rasa malu, sedangkan hanya satu jurusan yang ada dalam semua bentuk kebajikan. Rasul sendiri selalu mendorong para sahabatnya untuk memiliki rasa malu terhadap Tuhan.

Rasa malu terhadap Tuhan diwujudkan dengan menjaga kepala dan pikiran, menjaga perut dan makanan yang dikonsumsi, serta selalu ingat akan kematian dan kebinasaan. Dalam pandangan ini, orang yang benar-benar malu kepada Allah adalah mereka yang meninggalkan pengaruh hidup dunia.

Ada beberapa tanda-tanda orang yang kurang memiliki rasa malu, seperti keras hati, ketidakmauan menerima nasihat, kurangnya kepekaan terhadap kebenaran, cinta terhadap kemewahan dunia, dan khayalan yang berlebihan. Namun, rasa malu dan kepuasan bisa menundukkan hati seseorang, dan jika dihati juga terdapat sifat zuhud (merasa cukup) dan wara (ketakwaan), maka hati akan menjadi tenang.

Syaikh Abdul Wahhab asy-Sya’rani menyatakan bahwa orang yang memiliki rasa malu kepada Allah tidak akan menjatuhkan diri ke dalam dosa dan maksiat. Begitu juga, Ali Al-Marshafi menjelaskan bahwa seorang murid yang istiqamah dalam tobat bukan berarti tidak pernah berbuat dosa sama sekali, tetapi lebih kepada kemampuan untuk segera bertaubat dan memohon ampun saat berbuat dosa sehingga dosa tersebut segera dihapuskan.

Kajian ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman dan keimanan masyarakat Sragen dalam menjalani kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran akan Tuhan dan rasa malu terhadap-Nya. Kegiatan kajian rutin ini juga menjadi salah satu upaya PCNU Sragen untuk memperkuat kebersamaan dan pemahaman agama di kalangan anggota dan jamaahnya.

Penulis: Adib HusainiEditor: Jokowa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *